Kamis, 24 Oktober 2013

Graffiti adalah sebuah seni yang berkembang di jalanan perkotaan. Perkembangannya telah dimulai pada tahun 70an di benua Eropa. Pada awalnya graffiti digunakan sebagai identitas geng dan kelompok-kelompok tertentu. Graffiti dijadikan geng sebagai cara untuk menguasai suatu daerah.

Berbeda dengan Indonesia, graffiti sebenarnya sudah ada pada zaman penjajahan. Ketika itu graffiti dijadikan sebagai propaganda membangkitkan semangat bangsa melawan penjajahan Belanda. Dengan menuliskan tulisan seperti “Boeng Ajo Boeng !” di tembok-tembok walaupun dengan resiko yang besar seandainya ketahuan oleh pasukan Belanda(biasa dibilang kompeni).

Beberapa istilah dalam graffiti :

Bomb
Kegiatan atau proses yang sedang dilakukan ketika sedang membuat graffiti.

Piece
Setiap satu karya yang telah dibuat dalam satu kata atau singkatan.

Tag
Ciri khas atau bisa dikatakan tanda tangan yang disertakan pada satu piece atau tanpa disertai piece.

Drip
Cat yang meleleh karena terlalu tebal ketika disemprotkan.

Cans
Kaleng yang berisi cat yang digunakan untuk graffiti.

Caps
Ujung kepala Cans yang menghasilkan bentuk dan ukuran semprotan yang beragam.

Marker
Bisa dibilang spidol, namun spidol yang permanen dan kebasahan yang tinggi.

Sketch
Konsep graffiti yang ditulis di kertas.

Bomber
Seseorang yang membuat graffiti

Crew
Suatu kelompok graffiti yang terdiri dari beberapa bomber yang semuanya memiliki nickname masing-masing.

Wheat Paste
Gambar pada kertas yang dilekatkan pada dinding dengan menggunakan tepung.

Blockbuster
Sebuah piece yang berukuran sangat besar, panjangnya bisa mencapai belasan meter.

Stencil
Sebuah graffiti yang dibuat dengan menggunakan cetakan.

Masker
Penutup atau pengaman pernafasan pada saat Bombing.

street art

STREET-ART BRAZIL

5 SEPTEMBER – 27 OCTOBER 2013

In the context of Brazil being the Guest of Honor at the Frankfurt Book Fair 2013, for the first time in Germany the SCHIRN KUNSTHALLE will be showcasing the diversity of Brazilian graffiti art. Brazil’s metropolises are home to some of the most vibrant and artistically interesting graffiti communities the world over. This colorful, dynamic and unique movement differs sharply in terms of both content and aesthetically from the US and European street art scenes. Not only the specific political/social mood in a country characterized by profound upheaval, but also the immense variety of techniques and styles are trademarks of Brazilian street art and make it stand out from the globalized graffiti culture. The spectacular show that starting with the SCHIRN’s own outside walls will intervene in Frankfurt’s urban space reflects the movement’s current diversity with all its different artistic approaches. On show will be figurative and abstract work, joyful and socially critical images, from densely-packed large-size murals through to unobtrusive and ephemeral signs. US, Japanese or African influences blend with elements of the ancient indigenous traditions and modern Brazilian culture to create quite unexpected expressive pieces. Many artists from São Paulo and other cities in Brazil have been invited to shape the face of various of Frankfurt’s urban spaces and thus transform what we see every day in the city.

Kamis, 03 Oktober 2013

koruptor di pelihara

Dalam UUD 1945 diamanatkan fakir miskin dan orang telantar dipelihara oleh Negara. Tapi praktiknya koruptor pun dipelihara Negara. Adalah Azirwan, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan, yang divonis 2,5 tahun oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada tahun 2008. Ia terbukti melakukan korupsi dengan menyuap anggota DPR RI Al Amin Nasution. Habis karirnya? Ternyata tidak. Gubernur Kepri Muhammad Sani, Maret lalu, malah mengangkat Azirwan sebagi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, sebuah promosi, yang belakangan ini menjadi polemik seru di media.
Penggiat anti korupsi menilai promosi ini mencederai rasa keadilan dan menjadi bukti bahwa tidak ada niat tulus dari pemerintah untuk memberantas korupsi. Menteri Dalam Negeri, Gumawan Fauzi, bilang tak ada aturan yang dilanggar dalam keputusan tersebut, meskipun secara etika salah. Meski terbukti sebagai koruptor, Azirwan memang tidak pernah dipecat sebagai PNS. Itu artinya selama menjadi terpidana, dia masih menerima gaji dari pemerintah. Inilah bukti bahwa koruptor dipelihara oleh Negara.